Posted on Maret 9, 2008 by
harnawatiaj
I.KONSEP MEDIS
A.Pengertian.
Sel tumor adalah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara ototnom, lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya.
Tumor adneksa adalah tumbuhnya jaringan pada sistem reproduksi yaitu pada tuba fallopi, kemudian pada uterus dan ovarium biasanya terjadi bersamaan.
Tumor adneksa adalah tumor ganas di tuba fallopi, lebih sekunder berasal dari tumor ganas ovarium, uterus, kolorectal dan payudara.
A.Pengertian.
Sel tumor adalah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara ototnom, lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya.
Tumor adneksa adalah tumbuhnya jaringan pada sistem reproduksi yaitu pada tuba fallopi, kemudian pada uterus dan ovarium biasanya terjadi bersamaan.
Tumor adneksa adalah tumor ganas di tuba fallopi, lebih sekunder berasal dari tumor ganas ovarium, uterus, kolorectal dan payudara.
B.Etiologi.
Tumor adneksia kebanyakan diakibatkan oleh infeksi yang menjalar ke atas dari uterus. Peradangan ini menyebar ke ovarium, peritoneum, pembuluh darah pelviks, dimana kuman itu masuk ke dalam rongga pelviks selama hubunga seksual, persalinan, aborsi sebagai akibat dari tindakan (mis. Kerokan & leparatomi)
Organ-organ tadi akan mengalami peradangan dan bersarang di tuba fallopi. Cairan purulent dapat berkumpul dalam tubuh menyebabkan perlengketan sehingga terjadi penyempitan dan mengakibatkan berbagai gangguan. Pada tuba, infeksi dapat disebabkan oleh kuman seperti streptokokkus, staphilokokkus, clostridium welche dll.
Tumor adneksia kebanyakan diakibatkan oleh infeksi yang menjalar ke atas dari uterus. Peradangan ini menyebar ke ovarium, peritoneum, pembuluh darah pelviks, dimana kuman itu masuk ke dalam rongga pelviks selama hubunga seksual, persalinan, aborsi sebagai akibat dari tindakan (mis. Kerokan & leparatomi)
Organ-organ tadi akan mengalami peradangan dan bersarang di tuba fallopi. Cairan purulent dapat berkumpul dalam tubuh menyebabkan perlengketan sehingga terjadi penyempitan dan mengakibatkan berbagai gangguan. Pada tuba, infeksi dapat disebabkan oleh kuman seperti streptokokkus, staphilokokkus, clostridium welche dll.
C.Patologi.
HU Taymor & Hertig membagi tumor ini menjadi 3 (tiga) jenis menurut keganasannya, yaitu :
Jenis tumor dengan pertumbuhan papiler, tumor belum mencapai otot tuba dan deferiensiasi sel masih baik, batas daerah normal dengan tumor masih dapat ditunjukkan.
Jenis tumor dengan pertumbuhan papiolaveolar (adenomatosa), dimana tumor telah memasuki jaringan otot dan terlihat gambaran kelenjar.
Jenis tumor dengan pertumbuhan alveomedular : terlihat motosisi yang atopik dan investasi sel ganas ke dalam saluran limfe tuba.
HU Taymor & Hertig membagi tumor ini menjadi 3 (tiga) jenis menurut keganasannya, yaitu :
Jenis tumor dengan pertumbuhan papiler, tumor belum mencapai otot tuba dan deferiensiasi sel masih baik, batas daerah normal dengan tumor masih dapat ditunjukkan.
Jenis tumor dengan pertumbuhan papiolaveolar (adenomatosa), dimana tumor telah memasuki jaringan otot dan terlihat gambaran kelenjar.
Jenis tumor dengan pertumbuhan alveomedular : terlihat motosisi yang atopik dan investasi sel ganas ke dalam saluran limfe tuba.
D.Patogenesis.
Tumor ganas pada alat reproduksi wanita dijumpai pada semua umur (18 – 80 tahun) dengan rat-rata puncaknya pada usia 50 tahun. Kejadian paling sering pada kelompok umur 30 – 40 tahun.
Tumor ganas pada alat reproduksi wanita dijumpai pada semua umur (18 – 80 tahun) dengan rat-rata puncaknya pada usia 50 tahun. Kejadian paling sering pada kelompok umur 30 – 40 tahun.
E.Gejala Klinik.
Gejala yang timbul pada tumor adneksia adalah gejala perdarahan pervagina. Pada masa reproduksi, perdarahan tersebur biasanya terjadi antara 2 masa haid dan jumlahnya haya sedikit tetapi dapat berlangsung terus-menerus setiap hari.
Gejala ke-2 setelah perdarahan adalah perasaan nyeri di perut. Perasaan sakit dapat timbul sebagai akibat distensi dinding tumor.
Gejala yang timbul pada tumor adneksia adalah gejala perdarahan pervagina. Pada masa reproduksi, perdarahan tersebur biasanya terjadi antara 2 masa haid dan jumlahnya haya sedikit tetapi dapat berlangsung terus-menerus setiap hari.
Gejala ke-2 setelah perdarahan adalah perasaan nyeri di perut. Perasaan sakit dapat timbul sebagai akibat distensi dinding tumor.
F.Tes Diagnostik.
a.Pemeriksaan pelviks.
Digunakan untuk melihat perubahan pada vulva, vagina dan serviks dengan palpasi organ-organ dalam khususnya ovarium dan permukaan uterus.
b.Test papanicolau.
Merupakan pemeriksaan sylogis yang memungkimkan adanya sel-sel abnormal mendeteksi keganasan tumor pada tahap awal.
c.Ultrasonografi.
Merupakan alat diagnostik yang sangat berguna bagi masalah-masalah ginekologi, untuk menentukan lokasi masa tumor.
d.Endoscopy.
Dengan enoscopy dapat melihat pelviks dan jaringan sekitarnya secara langsung.
Colposcopy vagina dan serviks di bawah kekuatan magnet yang rendah.
Culdoscopy :
Pemasukan culdoscopy melalui vagina bagian belakang ke dalam culdecor untuk melihat tuba fallopi dan ovarium.
Hysteroscopy :
Pemasukan hysteroscopy melalui serviks untuk melihat bagian dalam uterus.
Laparoscopy :
Pemasukan melalui insisi kecil pada dinding abdomen.
a.Pemeriksaan pelviks.
Digunakan untuk melihat perubahan pada vulva, vagina dan serviks dengan palpasi organ-organ dalam khususnya ovarium dan permukaan uterus.
b.Test papanicolau.
Merupakan pemeriksaan sylogis yang memungkimkan adanya sel-sel abnormal mendeteksi keganasan tumor pada tahap awal.
c.Ultrasonografi.
Merupakan alat diagnostik yang sangat berguna bagi masalah-masalah ginekologi, untuk menentukan lokasi masa tumor.
d.Endoscopy.
Dengan enoscopy dapat melihat pelviks dan jaringan sekitarnya secara langsung.
Colposcopy vagina dan serviks di bawah kekuatan magnet yang rendah.
Culdoscopy :
Pemasukan culdoscopy melalui vagina bagian belakang ke dalam culdecor untuk melihat tuba fallopi dan ovarium.
Hysteroscopy :
Pemasukan hysteroscopy melalui serviks untuk melihat bagian dalam uterus.
Laparoscopy :
Pemasukan melalui insisi kecil pada dinding abdomen.
G.Penatalaksanaan Medis.
Pembedahan .
Total heroscopy Abdominal (TNA) dan tanpa Bilateral Salpingo Opporectomy (BSO) adalah penanganan yang sangat umum dilakukan pada tumor/kanker ginekologi.
Radio terapy.
Radiasi ulang intra cervical saat pra bedah untuk mengecilkan tumor sehingga dapat menjamin tingkat keamanan saat dilakukan pembedahan.
Pembedahan .
Total heroscopy Abdominal (TNA) dan tanpa Bilateral Salpingo Opporectomy (BSO) adalah penanganan yang sangat umum dilakukan pada tumor/kanker ginekologi.
Radio terapy.
Radiasi ulang intra cervical saat pra bedah untuk mengecilkan tumor sehingga dapat menjamin tingkat keamanan saat dilakukan pembedahan.
II.KONSEP KEPERAWATAN.
A.Pengertian Keperawatan.
Adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit dan mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.
Proses keperawatan adalah suatu sistem dalam merencanakan asuhan keperawatan yang mempunyai 4 (empat) tahapan, yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Tujuan perawatan :
Membantu individu menentukan masalah kesehatan/keperawatan yang dirasakan dengan mengajak individu dan masyarakat untuk ikut berpartisipasi meningkatkan kesehatan.
Membantu individu untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.
Membantu individu mengembangkan potensinya, memelihara kesehatannya secara optimal mungkin, agar tidak selalu tergantung kepada orang lain dalam memenuhi kebutuhannya.
A.Pengertian Keperawatan.
Adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit dan mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.
Proses keperawatan adalah suatu sistem dalam merencanakan asuhan keperawatan yang mempunyai 4 (empat) tahapan, yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Tujuan perawatan :
Membantu individu menentukan masalah kesehatan/keperawatan yang dirasakan dengan mengajak individu dan masyarakat untuk ikut berpartisipasi meningkatkan kesehatan.
Membantu individu untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.
Membantu individu mengembangkan potensinya, memelihara kesehatannya secara optimal mungkin, agar tidak selalu tergantung kepada orang lain dalam memenuhi kebutuhannya.
B.Proses Keperawatan Pada Klien
dengan Tumor Adneksia.
Penkajian.
a.Biodata Klien.
Identitas klien yaitu nama, umur, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, lamanya menikah, alamat, diagnosa medis, tanggal masuk RS dan tanggal pengkajian.
Identitas suami/penanggung.
b.Data Biologis/Fisiologis.
Keluhan utama : Benjolan pada daerah abdomen.
Riwayat keluhan utama :
Dipaparkan tentang awal terjadinya tumor adneksia dengan menggunakan analisa symptom PQRST, dilengkapi dengan keluhan lain dan pengaruh keluhan terhadap aktifitas/fungsi tubuh serta usaha klien serta usaha klien untuk mengatasi keluhan.
Riwayat kesehatan masa lalu:
Yang dikaji adalah riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat opname, trauma, operasi, transfuse darah, alergi dan keiasaan spesifik klien lainnya.
Riwayat kesehatan keluarga :
Yang dikaji adalah tiga generasi dengan mencamtumkan genogram dimana klien berada pada generasi ketiga, riwayat penyakit keturunan apakah ada anggota keluarga yang menderita tumor adneksa atau ada penyakit keturunan lainnya.
Riwayat reproduksi :
Riwayat haid klien meliputi monorhe, siklus haid, durasi haid, atau perlangsungan haid (dismenore, polimenore, oligomenore, amenore atau menometroragia).
Riwayat obstetri meliputi kehamilan, persalinan dan nifas lalu, riwayat ginekologi dan KB.
c.Riwayat ADL.
Dikaji pola kegiatan sehari-hari sebelum dan pada saat sakit.
Makanan : jenis makanan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan dan kesukaan klien.
Minuman : jenis dan jumlah minuman.
Eliminasi : BAB ; frekuensi, warna, konsistensi.
BAK ; frekuensi, jumlah, warna, bau.
Istirahat/tidur : waktu serta jumlah jam tidur malam maupun siang.
Kebersihan diri : penampilan diri, kebersihan rambut, badan, gigi/mulut, genitalia/anus, kuku tangan/kaki serta pakaian.
Oksigenasi : pola nafas, ada/tidaknya adanya perubahan dalam pernafasan.
Olahraga /aktivitas : kegiatan olahraga dan aktivitas yang dilakukan klien.
d.Pemeriksaan Fisik.
1.Penampilan ibu.
2.Tingkat kesadaran.
3.Tinggi badan/berat badan.
4.Tanda-tanda vital meliputi tekanan darah, denyut nadi, suhu badan dan frekuensi pernafasan.
5.Kepala dan rambut : bentuk wajah, keadaan/kebersihan rambut,keadaan/kebersihan kulit kepala.
6.Wajah/muka : ekepresi wajah, ada tidaknya edema wajah/muka.
7.Mata : kebersihan, konjuntiva dan sclera.
8.Hidung : kesimetrisan, secret hidung.
9.Mulut : mukosa bibir, lidah, ada tidaknya caries.
10.Telinga : kebersihab telinga, secret telinga, keadaan luar telinga.
11.Leher : ada tidaknya pembesaran kel. gondok, vena jugularis, dan arteri carotis.
12.Dada :
Inspeksi : bentuk dada, payudara, ekspansi paru.
Palpasi : nyeri tekan, massa, ekspansi paru, tactil vremitus, ictus cordis.
Perkusi : bunyi perkusi paru/jantung, pembesaran jantung.
Auskultasi : bunyi jantung dan bunyi nafas normal serta ada tidaknya bunyi tambahan.
13.Abdomen :
Inspeksi : pembesaran abdomen, ada tidaknya striae, dilatasi vena.
Auskultasi : bunyi peristaltik usus, ada tidaknya bising usus/pembuluh darah.
Perkusi : bunyi perkusi.
Palpasi : ada tidaknya nyeri tekan, massa abdomen.
14.Genitalia (vulva/anus) : kebersihannya, ada tidaknya flour albus, varices, kondilomata, ada tidaknya massa atau lesi antara rectum dan vagina.
15.tungkai bawah : kesimetrisan, ada tidaknya edema pretobial atau varices.
e.Data Psikologis/Sosiologis :
Pada klien dengan tumor adneksa biasanya ditemukan adanya perasaan cemas.
Dikaji reaksi emosional (respon ibu/suami) setelah penyakit didiagnosa/diketahui, begitupun dengan respon anaknya.
Dikaji jenis pertolongan yang diingingkan oleh klien.
Dikaji peranan ibu dalam keluarga.
Dibahas tentang hubungan klien dengan orang lain.
f.Data Spiritual.
Pada klien dengan tumor adneksia dikaji tentang :
Usaha ibu berdoa terhadap penyakitnya.
Pantangan menurut keyakinan ibu selama di RS.
Kaharusan menurut keyakinan ibu selama di RS.
g.Data Penunjang :
Dikaji tentang jenis-jenis pemeriksaan penunjang, meliputi :
Pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan radiologi
Penkajian.
a.Biodata Klien.
Identitas klien yaitu nama, umur, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, lamanya menikah, alamat, diagnosa medis, tanggal masuk RS dan tanggal pengkajian.
Identitas suami/penanggung.
b.Data Biologis/Fisiologis.
Keluhan utama : Benjolan pada daerah abdomen.
Riwayat keluhan utama :
Dipaparkan tentang awal terjadinya tumor adneksia dengan menggunakan analisa symptom PQRST, dilengkapi dengan keluhan lain dan pengaruh keluhan terhadap aktifitas/fungsi tubuh serta usaha klien serta usaha klien untuk mengatasi keluhan.
Riwayat kesehatan masa lalu:
Yang dikaji adalah riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat opname, trauma, operasi, transfuse darah, alergi dan keiasaan spesifik klien lainnya.
Riwayat kesehatan keluarga :
Yang dikaji adalah tiga generasi dengan mencamtumkan genogram dimana klien berada pada generasi ketiga, riwayat penyakit keturunan apakah ada anggota keluarga yang menderita tumor adneksa atau ada penyakit keturunan lainnya.
Riwayat reproduksi :
Riwayat haid klien meliputi monorhe, siklus haid, durasi haid, atau perlangsungan haid (dismenore, polimenore, oligomenore, amenore atau menometroragia).
Riwayat obstetri meliputi kehamilan, persalinan dan nifas lalu, riwayat ginekologi dan KB.
c.Riwayat ADL.
Dikaji pola kegiatan sehari-hari sebelum dan pada saat sakit.
Makanan : jenis makanan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan dan kesukaan klien.
Minuman : jenis dan jumlah minuman.
Eliminasi : BAB ; frekuensi, warna, konsistensi.
BAK ; frekuensi, jumlah, warna, bau.
Istirahat/tidur : waktu serta jumlah jam tidur malam maupun siang.
Kebersihan diri : penampilan diri, kebersihan rambut, badan, gigi/mulut, genitalia/anus, kuku tangan/kaki serta pakaian.
Oksigenasi : pola nafas, ada/tidaknya adanya perubahan dalam pernafasan.
Olahraga /aktivitas : kegiatan olahraga dan aktivitas yang dilakukan klien.
d.Pemeriksaan Fisik.
1.Penampilan ibu.
2.Tingkat kesadaran.
3.Tinggi badan/berat badan.
4.Tanda-tanda vital meliputi tekanan darah, denyut nadi, suhu badan dan frekuensi pernafasan.
5.Kepala dan rambut : bentuk wajah, keadaan/kebersihan rambut,keadaan/kebersihan kulit kepala.
6.Wajah/muka : ekepresi wajah, ada tidaknya edema wajah/muka.
7.Mata : kebersihan, konjuntiva dan sclera.
8.Hidung : kesimetrisan, secret hidung.
9.Mulut : mukosa bibir, lidah, ada tidaknya caries.
10.Telinga : kebersihab telinga, secret telinga, keadaan luar telinga.
11.Leher : ada tidaknya pembesaran kel. gondok, vena jugularis, dan arteri carotis.
12.Dada :
Inspeksi : bentuk dada, payudara, ekspansi paru.
Palpasi : nyeri tekan, massa, ekspansi paru, tactil vremitus, ictus cordis.
Perkusi : bunyi perkusi paru/jantung, pembesaran jantung.
Auskultasi : bunyi jantung dan bunyi nafas normal serta ada tidaknya bunyi tambahan.
13.Abdomen :
Inspeksi : pembesaran abdomen, ada tidaknya striae, dilatasi vena.
Auskultasi : bunyi peristaltik usus, ada tidaknya bising usus/pembuluh darah.
Perkusi : bunyi perkusi.
Palpasi : ada tidaknya nyeri tekan, massa abdomen.
14.Genitalia (vulva/anus) : kebersihannya, ada tidaknya flour albus, varices, kondilomata, ada tidaknya massa atau lesi antara rectum dan vagina.
15.tungkai bawah : kesimetrisan, ada tidaknya edema pretobial atau varices.
e.Data Psikologis/Sosiologis :
Pada klien dengan tumor adneksa biasanya ditemukan adanya perasaan cemas.
Dikaji reaksi emosional (respon ibu/suami) setelah penyakit didiagnosa/diketahui, begitupun dengan respon anaknya.
Dikaji jenis pertolongan yang diingingkan oleh klien.
Dikaji peranan ibu dalam keluarga.
Dibahas tentang hubungan klien dengan orang lain.
f.Data Spiritual.
Pada klien dengan tumor adneksia dikaji tentang :
Usaha ibu berdoa terhadap penyakitnya.
Pantangan menurut keyakinan ibu selama di RS.
Kaharusan menurut keyakinan ibu selama di RS.
g.Data Penunjang :
Dikaji tentang jenis-jenis pemeriksaan penunjang, meliputi :
Pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan radiologi
III.DIAGNOSA KEPERAWATAN.
Diagnosa yang dapat diambil berdasarkan penyimpangan KDM, yaitu :
1.Kecemasan b/d ancaman kematian.
2.Perubahan pola nafas b/d pembesaran abdomen.
3.Resti kerusakan integritas kulit b/d bedrest total.
4.Perubahan pola eliminasi ; BAB b/d penurunan peristaltic usus.
5.Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL b/d kelemahan fisik.
Diagnosa yang dapat diambil berdasarkan penyimpangan KDM, yaitu :
1.Kecemasan b/d ancaman kematian.
2.Perubahan pola nafas b/d pembesaran abdomen.
3.Resti kerusakan integritas kulit b/d bedrest total.
4.Perubahan pola eliminasi ; BAB b/d penurunan peristaltic usus.
5.Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL b/d kelemahan fisik.
IV.INTERVENSI DAN RASIONAL.
Diagnosa yang diambil pada intervensi ini adalah kecemasan b/d ancaman kematian.
a)Tinjau ulang pengalaman pasien/orang terdekat sebelumnya.
R/ membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep berdasarkan pada pengalaman dengan tumor.
b)Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.
R/ memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realistis serta kesalahan konsep tentang diagnostik.
c)Pertahankan kontak sering dengan pasien. Bicara dengan menyentuh pasien bila tepat.
R/ memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri atau ditolak; berikan respek dan penerimaan individu, mengembangkan kepercayaan.
d)Bantu pasien/orang terdekat dalam mengenali dan mengklarifikasi rasa takut untuk memulai mengembangkan strategi koping untuk menghadapi rasa takut ini.
R/ keterampilan koping sering dirusak setelah diagnosis dan selama fase pengobatan yang berbeda. Dukungan dan konseling sering perlu untuk memungkinkan individu mengenal dan menghadapi rasa takut dan untk meyakini bahwa strategi kontrol/koping tersedia.
e)Berikan informasi akurat, konsisten mengenai prognosis. Hindari memperdebatkan tentang persepsi pasien terhadap situasi.
R/ dapat menurunkan ansietas dan memungkinkan pasien membuat keputusan/pilihan berdasarkan realita.
f)Libatkan orang terdekat sesuai indikasi bila keputusan mayor akan dibuat.
R/ menjamin system pendukung untuk pasien dan memungkinkan orang terdekat terlibat dengan tepat.
Diagnosa yang diambil pada intervensi ini adalah kecemasan b/d ancaman kematian.
a)Tinjau ulang pengalaman pasien/orang terdekat sebelumnya.
R/ membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep berdasarkan pada pengalaman dengan tumor.
b)Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.
R/ memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realistis serta kesalahan konsep tentang diagnostik.
c)Pertahankan kontak sering dengan pasien. Bicara dengan menyentuh pasien bila tepat.
R/ memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri atau ditolak; berikan respek dan penerimaan individu, mengembangkan kepercayaan.
d)Bantu pasien/orang terdekat dalam mengenali dan mengklarifikasi rasa takut untuk memulai mengembangkan strategi koping untuk menghadapi rasa takut ini.
R/ keterampilan koping sering dirusak setelah diagnosis dan selama fase pengobatan yang berbeda. Dukungan dan konseling sering perlu untuk memungkinkan individu mengenal dan menghadapi rasa takut dan untk meyakini bahwa strategi kontrol/koping tersedia.
e)Berikan informasi akurat, konsisten mengenai prognosis. Hindari memperdebatkan tentang persepsi pasien terhadap situasi.
R/ dapat menurunkan ansietas dan memungkinkan pasien membuat keputusan/pilihan berdasarkan realita.
f)Libatkan orang terdekat sesuai indikasi bila keputusan mayor akan dibuat.
R/ menjamin system pendukung untuk pasien dan memungkinkan orang terdekat terlibat dengan tepat.
Patofisiologi Tumor
Tumor adneksa adalah tumbuhnya jaringan abnormal pada sistem reproduksi yaitu pada tuba fallopi kemudian ovarium dan uterus yang biasanya terjadi bersamaan (Hanifa, 1997 hal 396). Tumor adneksa merupakan tumor ganas primer di tuba fallopi yang lebih sekunder berasal dari tumor ganas ovarium atau uterus.
2.Anatomi dan Fisiologi
Alat reproduksi wanita dapat dibagi menjadi 2 organ yaitu organ eksterna dan organ interna.
Organ eksterna kita kenal sebagai vulva yang terdiri dari mons veneris, labia mayora, labia minora, klitoris, himen, vestibula dan introitus vagina.
Organ genetalia interna yang terletak di dalam pelvis terdiri dari uterus, ovarium dan tuba fallopi.
Uterus terdiri dari 3 lapisan yaitu endometrium, miometrium dan perimetrium. Uterus terdiri dari 3 bagian yaitu fundus uteri, korpus uteri dan serviks uteri. Fungsi utama uterus adalah untuk menahan ovum yang telah dibuahi dan tempat pertumbuhan janin selama kehamilan.
Ovarium adalah kelenjar berbentuk biji buah kenari terletak di kiri dan di kanan uterus. Ovarium memiliki 3 fungsi : Memproduksi ovum, memproduksi hormon estrogen dan progesteron, serta berperan dalam pengaturan siklus menstruasi.
Tuba fallopi, berjalan di sebelah kiri dan kanan uterus. Fungsi normal tuba fallopi adalah untuk mengantarkan ovum dari ovarium ke uterus juga menyediakan tempat untuk pembuahan.
3.Etiologi
Penyebab tumor adneksa tidak diketahui secara pasti tetapi diduga karena infeksi yang menjalar ke atas dari uterus, peradangan ini menyebar ke ovarium dan tuba fallopi yang menyebabkan berbagai gangguan dan terjadi pertumbuhan jaringan yang abnormal.
4.Patofisiologi
Tumor adneksa kebanyakan diakibatkan oleh infeksi yang menjalar sampai ke tuba fallopi sehingga menyebabkan perlengketan dan penyempitan yang menyebabkan berbagai macam gangguan dan terjadi pertumbuhan yang ganas. Jenis tumor yang paling sering adalah adenokarsinoma mungkin juga ditemukan endotelioma atau limposarkoma.
Menurut Taymor dan Hertig secara histopatologik adenokarsinoma dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan :
a.Jenis tumor dengan pertumbuhan papiler : tumor belum mencapai otot tuba.
b.Jenis tumor dengan pertumbuhan papillo alvioler : tumor telah memasuki jaringan otot.
c.Jenis tumor dengan pertumbuhan alveo meduller : terlihat mitosis yang atopik dan infasi sel ganas ke saluran limpa.
5.Gambaran Klinik
Pada awalnya penyakit tidak menimbulkan gejala. Mula-mula keluhan samar-samar seperti : perasaan lelah, makan sedikit, terasa cepat kenyang dan sering kembung, kemudian timbul demam dan rasa nyeri pada uterus bagian kiri dan kanan. Diikuti dengan gejala perdarahan pervagina mungkin juga disertai pengeluaran getah vagina yang bercampur dengan darah.
6.Pemeriksaan Diagnostik
a.Pemeriksaan pelvik
Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat perubahan pada vulva, vagina dan serviks dengan palpasi organ dalam khususnya ovarium dan permukaan uterus.
b.Test papanicolau
Merupakan pemeriksaan sistologis yang memungkinkan untuk mendeteksi adanya sel yang abnormal dan mendeteksi keganasan tumor pada tahap awal.
c.Ultra sound / USG
Digunakan untuk menentukan lokasi massa tumor
d.Endoskopi
Untuk melihat lapisan dan jaringan disekitarnya secara langsung :
1)Colposcopy : visualisasi vagina dan serviks dibawah kekuatan magnet yang rendah.
2)Culdoscopy : pemasukan culdoskop melalui vagina bagian belakang untuk melihat tuba fallopi dan ovarium.
3)Hysterescopy : pemasukan hyterescopy melalui servik untuk melihat bagian dalam uterus.
4)Biopsi : untuk mengetahui jenis dan keganasan sel.
5)Laboratorium : urine lengkap dan darah lengkap.
7.Pengobatan Medik
Penangana utama yang dianjurkan adalah : TAH + BSO + OM + APP ( Total Abdominal Hysterektomy + Bilateral Salfingo Oophorektimy + Omentektomy + Appendektomi ).
Terapi alternatif : instilasi phospor 32 Radioaktif atau kemoterapi profilaksis, tetapi radioktif hanya dikerjakan pada tumor jenis histology keganasan tertentu.
8.Pencegahan
Sebelum seseorang terkena penyakit yang cukup ganas ini lebih baik melaksanakan tindakan pencegahan dengan cara :
a.Hindari pasangan koitus yang sering berganti.
b.Pemeriksaan pap smear minimal sekali setahun
B.Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang pelaksanaannya berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang berbentuk bio, psiko, sosial dan spritual yang komprehensip ditujukan kepada individu, keluarga, masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Proses keperawatan adalah metodologi yang menerapkan pemecahan masalah asuhan keperawatan secara ilmiah.
Langkah-langkah Proses Keperawatan
1.Pengkajian
a.Pengumpulan data :
1)Biodata : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, identitas penanggung.
2)Pengkajian fisik meliputi keadaan umum lemah, nyeri, gelisah, pucat, perdarahan pervagina, HB turun, BB turun.
3)Pemeriksaan penunjang meliputi : laboratorium, dan radiology.
4)Pola kebiasaan sehari-hari : nutrisi, eliminasi, olah raga, istirahat / tidur dan personal hygiene.
5)Pola reproduksi : menarche, durasi haid, teratur tidaknya, siklus haid, riwayat kehamilan persalinan dan nifas.
2.Diagnosa keperawatan
a.Nyeri berhubungan dengan iritasi pada nociseptor ditandai dengan :
Data Subyektif :
Pasien mengeluh nyeri
Data Obyektif :
Ekspresi wajah meringis
Pasien nampak gelisah
b.Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan pengeluaran darah dari jalan lahir ditandai dengan :
Data Subyektif : -
Data Obyektif :
Hb menurun
Mukosa nampak pucat
Tekanan darah menurun
c.Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan :
Data Subyektif :
Pasien mengeluh cepat lelah
Data Obyektif :
Keadaan umum nampak lemah
d.Kecemasan berhubungan dengan proses penyakitnya ditandai dengan :
Data Subyektif :
Pasien bertanya tentang penyakitnya
Data Obyektif :
Ekspresi wajah murung
Pasien nampak sulit berkonsentrasi
Sulit berkomunikasi.
3.Perencanaan
Setelah perencanaan data mengenai pasien dan penjabaran tentang masalah pasien serta kebutuhan telah diidentifikasi maka langkah selanjutnya adalah memenuhi kebutuhan tersebut melalui perencanaan yang baik.
a.Nyeri berhubungan dengan iritasi pada nociceptor ditandai dengan :
Data Subyektif :
Pasien mengeluh nyeri
Data Obyektif :
Ekspresi wajah meringis
Pasien nampak gelisah
Tujuan :
Nyeri teratasi dengan criteria ekspresi wajah ceria, pasien tidak gelisah, pasien dapat istirahat dengan baik.
Tindakan keperawatan :
1)Istirahat di tempat tidur
Rasional : dengan insirahat akan mengurangi beban kerja tubuh terutama bagian yang rusak.
2)Latihan nafas dalam
Rasional : Meningkatkan sirkulasi sehingga nyeri berkurang.
3)Meletakkan kompres hangat pada daerah nyeri
Rasional : terjadi vasodilatasi yang menghambat impuls nyeri.
4)Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional : Analgetik dapat menekan saraf sehingga nyeri tidak dipersepsikan.
b.Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan pengeluaran darah dari jalan lahir ditandai dengan :
Data Subyektif : -
Data Obyektif :
Hb menurun
Muka nampak pucat
Tekanan darah menurun
Tujuan :
Perfusi jaringan adekuat dengan criteria mukosa berwarna merah muda, tanda-tanda vital dalam batas normal.
Tindakan Keperawatan :
1)Observasi tanda-tanda vital
Rasional : Kekurangan darah akan tercermin pada tanda-tanda vital.
2)Pemeriksaan Hb setiap hari
Rasional : Mengetahui perkembangan Hb setiap hari.
3)Memberikan penyuluhan tentang manfaat transfusi
Rasional : Memberikan pengertian tentang transfusi agar pasien kooperatif dalam perawatan dan pengobatan.
4)Observasi adanya tanda-tanda reaksi anafilaktik.
Rasional : Darah merupakan antigen pada pasien, kemungkinan bisa terjadi reaksi antigen antibody yang menimbulkan shock yang sangat berbahaya.
5)Penyuluhan tentang reaksi yang mungkin timbul akibat transfusi
Rasional : Dengan penyuluhan tersebut pasien dapat melaporkan adanya tanda- tanda reaksi anafilaktik.
c.Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan :
Data Subyektif :
Pasien mengeluh cepat lelah
Data Obyektif :
Keadaan umum nampak lemah
Tujuan :
Kebutuhan ADL terpenuhi dengan kriteria nutrisi, eliminasi, personal hygiene terpenuhi.
Tindakan Keperawatan :
1)Kaji tingkat kemampuan pasien beraktifitas
Rasional : Untuk mengidentifikasikan tingkat intervensi yang dibutuhkan pasien.
2)Layani kebutuhan pasien di tempat tidur
Rasional : Agar kebutuhan pasien terpenuhi.
3)Libatkan keluarga dalamperawatan dan pemenuhan kebutuhan pasien.
Rasional : Keluarga dapat berpartisipasi dalam pencapaian kebutuhan ADL pasien dan berpartisipasi dalam program perawatan.
d.Kecemasan berhubungan dengan proses penyakitnya ditandai dengan :
Data Subyektif :
Klien bertanya tentang penyakitnya.
Data Obyektif :
Ekspresi wajah murung
Pasien nampak sulit berkonsentrasi
Sulit berkomunikasi
Tujuan :
Kecemasan berkurang dengan kriteria ekspresi wajah ceria, komunikasi baik dan dapat berkonsentrasi dengan baik.
Tindakan Keperawatan :
1)Bina hubungan saling percaya.
Rasional : Memudahkan pasien mengeluarkan isi hati sehingga beban pasien berkurang.
2)Tunjukkan rasa empati terhadap pasien
Rasional : Rasa empati dapat meningkatkan harga diri.
3)Luangkan waktu untuk berbincang-bincang
Rasional : Dapat meningkatkan harga diri karena pasien merasa diperhatikan.
4)Berikan waktu untuk mengekspresikan perasaan
Rasional : Untuk memperbesar rasa percaya diri pada pasien dalam menghadapi penyakitnya.
4.Implementasi
Implementasi merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana perawatan yang telah ditentukan. Dalam perwujudan tersebut ditangani oleh yang menyusun perencanaan atau didelegasikan kepada orang lain yang dipercaya dalam memberikan tindakan keperawatan serta mampu dan memepunyai kewenangan dalam melaksanakan rencana perawatan.
Ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh perawat dalam melaksanakan implementasi keperawatan :
a.Kemampuan intelektual termasuk kemampuan berpikir kritis.
b.Kemampuan teknik atau keahlian.
c.Kemampuan interpersonal
Disamping itu juga harus memperhatikan prinsip sebagai berikut :
a.Berdasarkan respon pasien.
b.Berdasarkan penggunaan sumber.
c.Sesuai dengan standar profesi.
d.Memiliki dasar hukum dan dasar ilmiah
e.Meningkatkan kerja sama dengan profesi lain
f.Diharapkan dapat meningkatkan daya self care dan self releance dari pasien.
5.Evaluasi
Merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan tercapai atau tidak, yaitu :
a.Apakah nyeri teratasi ?
b.Apakah gangguan perfusi jaringan teratasi ?
c.Apakah gangguan aktifitas teratasi ?
d.Apakah kecemasan teratasi ?
Pada saat evaluasi maka perawat harus melihat kembali pernyataan tujuan dalam rencana keperawatan yang telah ditetapkan.
Sumber:
1.Carpenito, Lynda J, 1998, Diagnosa Keperawatan, Edisi 6, EGC. Jakarta.
2.Depkes, 1999, Indonesia Sehat 2010 ; Visi Baru, Misi, Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kesehatan, Jakarta.
3.Doenges, Marilynn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, ; alih bahasa, I Made Kariasa, editor, Monica Ester, Edisi 3, EGC ; Jakarta.
4.Guyton, Arthur C, 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, ; editor, Irawati Setiawan, Edisi 9, EGC; Jakarta.
5.Hudak, Gallo, 1997, Keperawatan Kritis, Edisi 6, EGC, Jakarta.
6.Hanafi, W, 1997, Ilmu Kandungan, Edisi 2, Bina Pustaka, Jakarta.
7.Pearce, Evelyn C, 1999, Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Gramedia, Jakarta.
8.Prayetni, 1997, Asuhan Keperawatan Ibu Dengan Gangguan Sistem Reproduksi, Pusdiknakes, Jakarta.
TUMOR ADNEKSA
A. Konsep Dasar Medik
1. Pengertian
Tumor merupakan massa/ jaringan baru – abnormal yang
terbentuk dalam tubuh, mempunyai bentuk dan sifat yang berbeda dari sel/jaringan
asalnya/sesungguhnya. (Anonym,2010)
Tumor
adneksa adalah tumbuhnya jaringan abnormal pada sistem
reproduksi yaitu pada tuba fallopi kemudian ovarium dan uterus yang biasanya terjadi bersamaan. (Sarwono
prawirohardjo,2007)
Tumor
adneksa merupakan tumor ganas primer di tuba fallopi yang lebih sekunder
berasal dari tumor ganas ovarium atau uterus (Sarwono prawirohardjo,2007)
2. Anatomi
dan Fisiologi
Anatomi fisiologi
tuba fallopi (santoso gunardi, 2005)
Gambar 1. Sistem
reproduksi wanita
(www.image-sistem reproduksi-wanita.com)
Tuba
Fallopi atau Tabung Fallopi adalah dua buah saluran
yang sangat halus yang menghubungkan ovarium dengan rahim. Saluran
/tuba ini dinamakan berdasarkan penemunya, ahli anatomi Italia, GabrieleFalloppio. Tuba Fallopi memiliki panjangnya sekitar 12 cm dan diameternya 3 ‑ 8 mm dan di ujung bagian dekat uterus menyempit. Makin jauh dari rahim makin membesar dan membentukampula, dan akhirnya membelok ke bawah untuk berakhir menjadi tepi berfimbria. Salah satu umbai (fimbria) menempel ke ovarium.Perdarahan disuplai oleh arteri ovarica dan arteriuterina. Kedua pembuluh ini saling beranastomosis. Tuba uterine ditutupi oleh peritoneum di bawah peritoneum ini terdapat lapisan berotot yang terdiri atasserabut longitudinal dan melingkar. Lapisan dalam ini terdiri atas
epithelium yang bersilia. Lubang ujung tuba uterine menghadap ke peritoneum, maka dengan demikian terbentuk jalan dari vagina, melalui uterus
dan tuba masuk rongga peritoneum, sehingga pada perempuan peritoneum berupa kantong terbuka, bukan tertutup. Pada tuba ini dibedakan menjadi 4 yaitu:
a. Pars
Interstitialis (intramuralis), yaitu berada di dinding uerus,
mulai pada ostium internum.
b. Pars
isthmica, bagian tuba setelah keluar dari dinding uterus (3 – 6 cm) bentuk nya
lurus dan sempit, berdiameter 2 – 3mm.
c. Pars Ampularis,bagian tuba ke arah pars isthmica dan
infundibulum
merupakan bagian tuba yang paling lebar dan berbentuk S, berdiameter 4 – 10 mm
d. Infundibulum , Ujung
dari tuba dengan umbai-umbai yang disebut fimbriae, lubangnya disebut ostium
abdominale tubae.
Fungsi
normal Tuba Fallopi yaitu untuk mengantarkan ovum dari
ovarium ke uterus /tempat terjadinya konsepsi (pembuahan) Ketika sebuahovum berkembang dalam sebuah ovarium, ia diselubungi oleh sebuah lapisan yang di kenal dengan nama follikel ovarium.Pada saat ovum mengalami kematangan,folikel dan ovarium akan runtuh,membuat ovum dapat berpindah dan memasuki
Tuba Fallopi. Dari sana perjalanan di lanjutkan ke dalam rahim, dengan bantuan
pergerakan dari cilia pada bagian dalam tuba. Perjalanan ini menghabiskan waktu
berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Jika ovum dibuahi ketika berada di dalam
tuba Fallopi, maka ia
akan menempel secara normal di dalam endometrium ketika mencapai
rahim, yang merupakan pertandanya kehamilan.
3. Tumor
Tumor
adalah suatu pertumbuhan abnormal jaringan tubuh. Tumor dapat kanker (ganas)
atau non-kanker (jinak). Ada puluhan jenis tumor.
Nama mereka biasanya mencerminkan jenis jaringan mereka muncul.
Amerika Akreditasi HealthCare Komisi ( www.urac.org
)
a. Bentuk
dari tumor:
1) Mempunyai
bentuk bermacam-macam, tidak homogen (pleiomorphic)
2) Perbandingan
antara inti dan sitoplasmik naik (ratio mendekati 1)
3) Warna
inti sel menjadi lebih gelap (hiperchromasi) dan bermacam-macam (polichromasi)
4) Kejadian
mitosis sel meningkat dan terdapat mitosis abnormal
5) Letak
dan susunan sel tak teratur
b. Sifat
dari tumor:
1) Sifat
pertumbuhan yang autonom, tidak mengenal koordinasi
dan batas normal pertumbuhan, umumnya mempunyai sifat
pertumbuhan yang lebih cepat dan tidak homogen.
2) Dapat bergerak amoeboid, yang berakibat mempunyai kemampuanuntuk mengadakan infiltrasi kejaringan sekitarnya dan metastase
jauh.
3) Tidak
menjalankan fungsi normalnya, bahkan kadang-kadang menjalankan fungsi yang sangat berbeda (sindrom
paraneoplastik).
c. Macam-macam
tumor:
1) Kista :
suatu tumor yang berupa kantong dan didalamnya berisi cairan (encer atau
setengah padat). Sebagian besar kista adalah suatu non-neoplasma.
2) Radang
: pembesaran / tumor akibat proses radang yaang disebabkan oleh infiltrasi
sel-sel radang - oedema - vasodilatasi.
3) Hipertrofi
: pembesaran suatu organ akibat bertambah besarnya sel - sel jaringan
penyusunnya.
4) Hiperplasia
: pembesaran suatu organ akibat bertambah banyaknya sel - sel jaringan
penyusunnya.
5) Displasia
: pembesaran suatu organ, akibat bertambah banyaknya dan bertambah besarnya
sel - sel jaringan yang berbeda.
Secara
umum tumor tampaknya terjadi ketika ada masalah dengan membagi sel dalam tubuh. Biasanya, pembagian sel-sel dalam tubuh
dikontrol secara ketat. Sel-sel baru diciptakan untuk menggantikan yang
lebih tua atau untuk melakukan fungsi-fungsi baru. Sel yang rusak atau tidak
diperlukan lagi mati untuk membuat ruang untuk pengganti yang sehat. Jika
keseimbangan pembelahan sel dan kematian terganggu, tumor
dapat membentuk. Masalah dengan sistem kekebalan tubuh dapat
menyebabkan tumor.
Beberapa
virus dapat memainkan peran dalam perkembangan tumor, seperti kanker
serviks (human papillomavirus) dan karsinoma hepatoseluler (virus hepatitis B).
Beberapa tumor lebih umum dalam satu gender daripada yang lain. Beberapa lebih
umum di antara anak-anak atau orang tua. Lainnya bervariasi dengan pola
makan , lingkungan, dan sejarah
keluarga Anda. Gejala tergantung pada jenis dan lokasi dari tumor misalnya: tumor paru-paru dapat
menyebabkan batuk, sesak napas, atau nyeri dada, sedangkan tumor usus besar dapat
menyebabkan penurunan berat badan, diare, sembelit, anemia
kekurangan zat besi ,dan darah
dalam tinja. Beberapa tumor tidak menghasilkan gejala, tetapi gejala yang
mungkin terjadi dengan tumor meliputi: Panas
dingin, Kelelahan, Demam,
Kehilangan nafsu makan, Rasa
tidak enak, Keringat malam, Berat badan menurun.
Gambar 2. Tumor
adneksa
Tumor adneksa kebanyakan diakibatkan oleh infeksi yang menjalarsampai ke tuba fallopi dan tuba fallopi akan mengalami peradangan dan
bersarang di tuba fallopi, cairan purulen dapat terkumpul dalam tubuh menyebabkan perlengketan sehingga terjadi penyempitan akan menyebabkan
berbagai gangguan.Pada tuba infeksi dapat disebabkan oleh kuman seperti treptokokus, stapilokokus, klostridium welehi dan lain lain.
4. Etiologi
Penyebab
tumor adneksa tidak diketahui secara pasti tetapi kebanyakan diakibatkan
karena infeksi yang menjalar ke atas dari uterus, peradangan ini menyebar
ke ovarium dan tuba fallopi dimana kuman itu masuk ke dalam organ pelviks
selama hubungan seksual, persalinan,
aborsi, sebagai akibat dari tindakan (kerokan, laparatomi,dan sebagainya).Organ‑organ tadi akan mengalami peradangan dan bersarang dituba fallopicairan purulen dapat terkumpul dalam tubuh menyebabkan perlengketan
sehingga terjadi penyempitan akan menyebabkan berbagai gangguan.Padatuba infeksi dapat disebabkan oleh kuman seperti streptokokus,
stapilokokus, klostridium welehi dan lain lain. (Sarwono prawirohardjo,
2007)
5. Patofisiologi
Tumor adneksa kebanyakan diakibatkan oleh infeksi yang menjalarsampai ke tuba fallopi sehingga menyebabkan perlengketan dan penyempitan yang menyebabkan berbagai macam gangguan dan terjadi pertumbuhan
yang ganas. Jenis tumor yang paling sering adalah adenokarsinoma mungkin juga ditemukan endotelioma atau limposarkoma. secara histopatologik
adenokarsinoma dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan :
a. Jenis
tumor dengan pertumbuhan papiler : tumor belum mencapai otot tuba.
b. Jenis
tumor dengan pertumbuhan papillo alvioler : tumor telah memasuki jaringan otot.
c. Jenis
tumor dengan pertumbuhan alveo meduller : terlihat mitosis
yang atopic dan infasi sel ganas ke saluran limpa. (Sarwono
prawirohardjo, 2007)
6. Manifestasi
Klinik
Pada awalnya penyakit tidak menimbulkan gejala. Mula‑mula
keluhan samar-samar seperti : perasaan lelah, makan sedikit,
terasa cepat
kenyang dan sering kembung,kemudian timbul demam dan rasa nyeri padauterus bagian kiri dan kanan perasaan sakit tadi timbul sebagai akibat distensi dinding tumor. Diikuti dengan gejala perdarahan pervagina. Pada masareproduksi perdarahan tersebut biasanya terjadi antara dua masa haid dan
jumlahnya hanya sedikit tapi dapat berlangsung secara terus menerus
setiap hari (Sarwono prawirohardjo, 2007)
7. Pemeriksaan
Diagnostik
a. Pemeriksaan
pelvik
Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat perubahan pada vulva,
vagina dan serviks dengan palpasi organ dalam khususnya ovarium dan permukaan
uterus.
b. Test
papanicolau
Merupakan pemeriksaan sistologis yang memungkinkan untuk
mendeteksi adanya sel yang abnormal dan mendeteksi keganasan tumor pada tahap
awal.
c. Ultra
sound / USG
Digunakan
untuk menentukan lokasi massa tumor
d. Endoskopi
Untuk melihat
lapisan dan jaringan disekitarnya secara langsung:
1) Colposcopy
: visualisasi vagina dan serviks dibawah kekuatan magnet yang rendah.
2) Culdoscopy:
pemasukan culdoskop melalui vagina bagian belakang untuk melihat tuba fallopi dan
ovarium.
3) Hysterescopy:
pemasukan hyterescopy melalui servik untuk melihat bagian dalam uterus.
4) Biopsi:
untuk mengetahui jenis dan keganasan sel.
5) Laboratorium: urine lengkap dan darah lengkap. (Sarwono
prawirohardjo, 2007)
8. Penatalaksanaan
medic
a. Pembedahan.
Total Heroscopy
Abdominal (THA) dan tanpa Bilateral Salpingo Oporectomy (BSO) adalah penanganan
yang sangat umum dilakukan pada tumor/ kanker ginekologi.
b. Radio terapi.
Radiasi ulang
intra cervical saat prabedah untuk mengecilkan tumor
sehingga dapat menjamin tingkat keamanan saat dilakukan
pembedahan. (Sarwono prawirohardjo, 2007)
9. Pencegahan
Sebelum
seseorang terkena penyakit yang cukup ganas ini lebih baik melaksanakan
tindakan pencegahan dengan cara :
a. Hindari
pasangan koitus yang sering berganti.
b. Pemeriksaan
pap smear minimal sekali setahun
B. Konsep Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah faktor
penting dalam survival klien dan dalam aspek ‑ aspek pemeliharaan, rehabilitatif, dan preventif perawatan kesehatan. Untuk sampai pada hal ini, profesi keperawatan telah mengidentifikasi
proses keperawatan sebagai sebuah metode pemecahan masalah yang menggabungkan
elemen yang paling diinginkan dari seni keperawatan dengan elemen yang paling
relevan dari sistem teori dengan menggunakan metode ilmiah (Marilyn E.
Doenges, 2000).
Proses keperawatan merupakan cara
sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama klien dalam menentukan kebutuhan
asuhan keperawatan dengan melakukan pengkajian, penentuan diagnosis,
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, serta mengevaluasi hasil asuhan
yang telah diberikan dengan berfokus pada klien dan berorientasi pada tujuan.
Setiap tahap saling berhubungan dan bergantungan (Aziz Alimul H, 2006).
1.
Pengkajian
Menurut Marilyn Doengues , 2000 data bergantung pada durasi/keparahan
dari masalah-masalah dasar dan keikutsertaan dari sistem tubuh lainnya. Mengacu
pada rencana khusus perawatan untuk data dan studi diagnosa yang relevan dengan
prosedur dan diagnosa keperawatan tambahan. Pengkajian data meliputi:
a. Pengumpulan data identitas terdiri dari:
1) Identitas
klien yaitu: nama, umur, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan, perkawinan ke berapa, lamanya perkawinan, alamat, tanggal masuk RS,
tanggal pengkajian, dan diagnosa medic.
2) Identitas
suami
b. Riwayat
perjalanan penyakit
1) Sirkulasi
Gejala: Hipertensi (respon terhadap nyeri / ansietas), Takikardi (respon
stres, hipovolemia)
2) Integritas ego
Gejala: perasaan cemas, takut, marah, apatis, factor-faktor sters
multiple misalnya: financial hubungan gaya hidup
Tanda: peningkatan ketegangan/peka rangsangan, stimulasi
simpatis.
3) Eliminasi
Gejala: perubahan pola defekasi, misalnya akibat
pembedahan.
4) Nyeri/kenyamanan
Gejala: berdenyut, nyeri tekan, makin nyeri bila berdiri
atau bergerak Tanda: melindungi bagian yang sakit
5) Keamanan
Gejala: plester dan balutan, defisiensi immune ( resiko infeksi
sistemik dan penundaan penyembuhan)
Tanda: munculnya proses infeksi yang melelahkan, demam
6) Aktivitas
Gejala: kelemahan/keletihan, adanya faktoryang mempengaruhi
seperti nyeri.
7) Factor
pendukung
Tingkat pengetahuan/pendididkan klien dan keluarga tentang
penyakit, pencegahan, pengobatan dan perawatannya.
c. Data psikologis
Pada klien dengan
tumor adneksa biasanya di temukan adanya cemas sebelum dan sesudah operasi.
Disini dijelaskan tentang pola emosional serta pola interaksi, perasaan-perasaan klien selama dirawat dan
pembedahan yang dialami.
d. Data social
Dibahas tentang
hubungan klien dengan orang lain
e. Data spiritual
Membahas hubungan
klien dengan penciptanya
f. Data penunjang
Disini dibahas
tentang pemeriksaan-pemeriksaan yang diperlukan untuk
pemeriksaan selanjutnya meliputi pemeriksaan laboratorium dan
pemeriksaan radiologi serta pengobatan yang telah diberikan.
2. Diagnosa
keperawatan
Diagnosa
keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan dan mengatasi kebutuhan
spesifik klien serta respon terhadap masalah actual dan resiko tinggi.
Menurut
Marilyn E, Doenges, 2000, diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada klien
dengan gangguan sistem reproduksi “tumor adneksa” adalah:
a. Nyeri
berhubungan dengan putusnya kontinuitas jaringan
b. Gangguan
pola eliminasi (BAB) berhubungan dengan bedah abdomen, kelemahan otot abdomen
c. Gangguan
pemenuhan ADL berhubungan dengan penurunan kekuatan atau kelemahan
d. Personal
hygiene kurang berhubungan dengan perawatan diri
e. Kecemasan
berhubungan dengan perubahan status kesehatan
f. Kurang
pengetahuan berhubungan dengan persepsi yang salah tentang keadaannya., kurang
pemajanan informasi tentang penyakitnya.
g. Resiko
terjadi infeksi berhubungan dengan luka operasi.
3. Intervensi
keperawatan
Intervensi keperawatan adalah prediskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari klien dan yang harus dilakukan oleh perawat.
Tindakan atau intervensi keperawatan dipilih untuk membantu
klien dalam mencapai hasil yang diharapkan dan tujuan pemulangan (Marilyn E.
Doenges, 2000)
Adapun
intervensi keperawatan pada klien dengan gangguan sistem reproduksi tumor
adneksa Marilyn E. Doenges, 2000, adalah sebagai berikut:
a. Nyeri
Berhubungan dengan : gangguan pada kulit jaringan, dan integritas
otot, trauma musculoskeletal/tulang, munculnya saluran
selang.
Data penunjang : melaporkan rasa sakit,
perubahan pada tonus otot, masker wajah rasa sakit, distrak/penjagaa n/tingkah
laku protektif. Pemfokuskusan
diri: pandangan yang sempit, respon automonik.
Tujuan : klien mengatakan bahwa
rasa sakit telah terkontrol/dihilangkan dengan kriteria tampak
santai, dan dapat beristirahat/tidur.
Tabel 1.
Diagnosa 1
Intervensi
|
Rasional
|
1. Kaji tingkat nyeri, misal lokasi, frekuensi, durasi, dan
intervensi nyeri
2. Observasi
tanda-tanda vital
3. Ajarkan teknik
relaksasi misalnya nafas dalam
4. Beri tindakan
kenyamanan, misal reposisi, usapan pada daerah nyeri.
5. Penatalaksanaan pemberian
analgetik
|
1. Informasi dapat
memberikan data untuk menerapkan intervensi selanjutnya.
2. Sebagai
indikator dalam perkembangan proses penyakit yang dialami.
3. Nafas dalam dapat
memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan rasa kontrol terhadap
rasa nyeri yang muncul.
4. Meningkatkan
relaksasi dan mengurangi rangsangan nyeri
5. Analgetik
termasuk obat yang dapat mengurangi (mengontrol rasa nyeri
yang dihantar oleh sistem simpatik.
|
b. Gangguan pola eliminasi
(BAB)
Berhubungan
dengan
: factor fisik, bedah abdominal, dengan
manipulasi usus, melemahkan otot
abdominal, nyeri ketidaknyamanan abdomen atau
area perianeal.
Data penunjang : tidak dapat
diterapkan adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa
actual.
Tujuan
: klien menunjukan bunyi usus/aktivitas
peristaltik aktif dengan kriteria memperta hankan
pola eliminasi biasanya.
Tabel
2. Diagnosa 2
Intervensi
|
Rasional
|
1. Auskultasi
bising usus perhatikan distensi abdomen, adanya mual/mual.
2. Bantu
pasien untuk duduk pada tepi tempat tidur dan berjalan
3. Anjurkan
pemasukan cairan adekuat, termasuk sari buah, bila pemasukan peroral dimulai.
4. Berikan
obat, contoh pelunak veses, minyak mineral laktasif sesuai indikasi
|
1. Indikasi
adanya/perbaikan uleus, mempengaruhi pilihan intervensi.
2. Ambulasi
dini membantu merangsang fungsi intestina dan mengembalikan pestaltik.
3. Meningkatkan pelunakan
veses, dapat membantu merangsang peristaltik.
4. Meningkatkan
pembentukan pelunak veses.
|
c. Gangguan pemenuhan ADL
Berhubungan
dengan
: penurunan kekuatan dan ketahanan,
ketidakseimbangan neuromuscular, rasa
sakit/ketidaknyamanan
Data
penunjang
: gangguan koordinasi, keterbatasan rentang gerak, penurunan
massa, kekuatan control otot.Enggan untuk
mencoba bergerak,ketidakmampuan
untuk bergerak dengan tujuan
tertentu.
Tujuan
: klien mendemostrasikan teknik/
Tingkah laku yang meningkatkan
kelangsungan atau melakukan
kembali aktifitas.
Table 3. diagnosa 3
Intervensi
|
Rasional
|
1. Kaji kemampuan fungsional
dan alasan ketidakseimbangan
2. Lengkapi partisipasi dalam
perawatan diri dan aktifitas
3. Bantu dalam memindahkan dan
ambulasi bila dibutuhkan.
|
1. Mengidentifikasi
kebutuhan/tingkat intervensi yang dibutuhkan
2. Meningkatkan kemandirian
dan kepercayaan diri.
3. Mencegah terjadinya
kecelakaan seperti jatuh dan cedera.
|
d. Personal hygiene
Berhubungan
dengan : depresi, putus asa, kehilangan
mobilitas, ketidakmampuan general,
ketidakseimbangan perceptual/kognetif.
Data
penunjang
: ketidakmampuan mengatasi penampilan yang
tidak terpelihara
Tujuan
: klien mendemonstrasikan perubahan tekhnik/gaya hidup untuk
memenuhi kebutuhan diri dengan kriteria
menunjukan aktifitas perawatan diri alam
tingkat kemampua pribadi
Tabel 4. Diagnosa 4
Intervensi
|
Rasional
|
1. Motivasi
perawatan diri, bekerja dengan kemampuan yang sekarang
2. berikan keramas dan sediakan
bantu dengan perawatan kuku
3. Motivasi
dorong/bantu dengan perawatan mulut/gigi setiap hari.
|
1. Melakuakn
untuk dirinya sendiri akan meningkatkan perasaan harga diri, kegagalan apat
menyebabkan keputusasaan dan depresi.
2. Membantu
mempertahankan penampilan
3. Mengurangi
resiko penyakit gusi/kehilangangigi.
|
e. Kecemasan
Berhubungan
dengan :perubahan pada status kesehatan,peran
fungsi, pola interaksi, status social ekonomi,
lingkungan, kebutuhan yang
tidak terpenuhi perubahan yang baru, kehilangan
teman/orang yang terdekat.
Data penunjang :ketakutan, tidak dapat beristirahat,
pertanyaan yang berulang-ulang, mondar-mandir, aktivitas yang tidak bertujuan,
insomnia, tingkah laku bervariasi (tampil sangat gembira, menarik diri, kuatir, ketakutan,),
ketegangan wajah, gemetar.
Tujuan :klien melaporkan ansietas berkurang
sampai tingkat yang dapat diatasi dengan
kriteria tampak rileks.
Tabel 5.Diagnosa 5
Intervensi
|
Rasional
|
1. Kaji tingkat
ansietas dan diskusikan penyebabnya bila mungkin
2. Berikan waktu
untuk mendengar pasien mengenai masalah dan dorongan
ekspresi perasaan yang benar, misalnya: rasa
marah, ragu, takut, dan sendiri.
3. Kembangkan
hubungan pasien/perawat
|
1. Identifikasi masalah
spesifik akan meningkatkan kemampuan individu untuk menghadapinya denga
n lebih realities.
2. Selalu berada
dengan cara ini akan membuat pasien merasa diterima, mulai mengakui dan
berhadapan dengan lebih realities.
3. Hubungan yang
saling mempercayai diantara pasien/orang terdekat/staf akan meningkatkan
perawatan dukungan yang optimal
|
f. Kurang
pengetahuan
Berhubungan
dengan : tidak
mengenal sumber informasi
Data
penunjang
: pertanyaan, permintaan informasi
Tujuan
: klien menyatakan pemahaman kondisi
Table
6.Diagnosa 6
Intervensi
|
Rasional
|
1. Kaji
tingkat pengetahuan
2. Diskusikan
dengan lengkap masalah yang diantisipasi selama penyembuhan
3. Tinjau ulang efek
pembedahan dan harapan pada masa yang aka datang
|
1. Identifikasi
pengetahuan yang dimiliki klien
2. Factor
fisik, emosi, dan sosial dapat mempunyai pengaruh kumulatif, yang dapat
memperlambat penyembuahan.
3. Memberikan
dasar pengetahuan
|
g. Resiko terjadi infeksi
Berhubungan
dengan
: kulit yang rusak, trauma jaringan, statis
jaringan tubuh, munculnya zat- zat
pathogen, pemajanan lingkungan, prosedur
invasivf
Data
penunjang : tidak
dapat diterapkan, adanya
tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa actual
Tujuan : mengidentifikasikan factor-faktor resiko
individu dan intervensi untuk mengurangi resiko infeksi.
Table
7. diagnosa 7
Intervensi
|
Rasional
|
1. Kaji
adanya infeksi
2. Tetap
pada fasilitas control infeksi, sterilisasi dan prosedur/kebijakan aseptic
3. Uji
kesterilan semua peralatan
|
1. Identifikasi
adanya infeksi yang terjadi
2. Tetapkan
mekanisme yang direncanakan untuk mencegah infeksi
3. Benda-benda
yang dipekat mungkin tampak steril, meskipun demikian, setiap benda harus
teliti di periksa kesterilannya.
|
4. Implementasi
keperawatan
Implementasi keperawatan atau tindakan merupakan tahap
keempat dalam proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi yang
telah direncanakan. Dalam tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal, di
antaranya bahaya fisik dan perlindungan pada klien, teknik komunikasi, kemampuan dalam prosedur tindakan
serta pemahaman tentang hak-hak klien (Aziz Alimul H, 2006 ).
Implementasi
dilakukan sesuai dengan rencana kepeawatan yang telah dibuat berdasakan masalah
keperawatan yang telah ditemukan dalam kasus dengan menuliskan waktu
pelaksanaan dan respon klien (Marilynn E. Doenges, 2000).
5. Evaluasi
keperawatan
Evaluasi
merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dengan cara menilai sejauh mana
tujuan dari rencana keperawatan telah tercapai atau sebaliknya. Dalam
mengevaluasi proses keperawatan, perawat harus memiliki pengetahuan dan
kemampuan memahami dalam menggambarkan intervensi.
Kriteria
evaluasi menurut Marilynn E. Donges, 2000, sesuai dengan diagnosa keperawatan
yang telah dipaparkan diatas antara lain adalah:
a. Mengatakan
rasa nyeri/sakit telah terkontrol/hilang
b. Menunjukkan
bunyi usus/peristaltik aktif mempertahankan pola eliminasi biasanya.
c. Mendemonstrasikan
perubahan/gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan sendiri
d. Personal
hygiene klien terpenuhi
e. Melaporkan
ansietas berkurang sampai tingkat yang dapat diatasi
f. Menyatakan
pemahaman kondisi
g. Mengidentifikasi
factor-faktor resiko individu dan intervensi untuk mengurangi potensial infeksi